Monday, November 28, 2011

Pusat Tak Serius Tuntaskan Kasus Montara

JAKARTA -- Upaya untuk menyelesaikan masalah pencemaran laut Timor akibat ledakan sumur minyak di Blok West Atlas Montara, Australia Utara, 21 Agustus 2009 lalu makin tak menentu. Ini setelah Ketua Tim Advokasi Penyelesaian Petaka Montara yang juga salah satu Deputi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Masnelyarti Hilman mengatakan bahwa penyelesaian masalah ini ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan. Sudah begitu, Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya sebagai pengganti Gusti Muhammad Hatta belum bisa mengambil langkah strategis lantaran masih memelajari seluk beluk soal lingkungan.

Menyikapi hal ini, Pemerhati Masalah Laut Timor yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB), Ferdi Tanoni mengaku kecewa. Pasalnya perjuangan rakyat NTT yang terdampak dan terancam dengan persoalan pencemaran ini sepertinya tak dihiraukan pemerintah pusat.

Ferdi menilai, pemerintah pusat tak serius menyelesaikan masalah pencemaran ini. Penyelesaian petaka pencemaran Laut Timor dihambat para elit birokrat di Jakarta, terutama mereka yang masuk Tim Nasional Penaggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut (Tim Nas PKDTML). Rakyat NTT kecewa, bayangkan sejak terjadinya pencemaran hingga kini dua tahun berselang, upaya penyelesaian tidak jelas. Bahkan prosesnya terkatung-katung dan saya menduga hal ini dibuat sengaja dilakukan dengan penuh kesadaran,\" ungkap Ferdi Tanoni kepada Fajar Media Center (FMC) Jakarta, Minggu (26/11).

“Sejak awal terjadinya ledakan sumur minyak Montara, para elit birokrat ini tidak pernah mau mengakui bahwa perairan Indonesia telah tercemar. Nanti setelah adanya desakan demi desakan masyarakat NTT bersama YPTB akhirnya mereka baru mau mengakuinya,” tambah Ferdi.

Ketidakseriusan pemerintah pusat untuk menuntaskan masalah ini, lanjut Ferdi bisa juga dilihat dari tidak seriusnya pemerintah untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah yang patut, transparan, menyeluruh dan kredibel sebagaimana lazimnya penyelesaian sebuah peristiwa pencemaran minyak di laut, dan juga sebagaimana atas permintaan serta harapan dari masyarakat NTT sendiri maupun YPTB.

\"Padahal jika hal ini dilakukan, pemerintah tentu akan memiliki bukti atau data yang akurat dan kredibel guna meminta pertanggungjawan dari perusahaan pencemar Laut Timor, dalam hal ini PTTEP Australasia serta Pemerintah Federal Australia,” seru Tanoni.

YPTB, demikian Ferdi, menilai bahwa Pemerintah Indonesia mengetahui dengan pasti dan sadar bahwa pencemaran laut Timor ini telah mengakibatkan ratusan ribu rakyat NTT menjadi korban baik dari segi sosial ekonomi,lingkungan maupun dampak terhadap kesehatan masyarakat, namun terkesan mengabaikan dan cenderung membela PTTEP Australasia dan Pemerintah Australia.

Ferdi menduga, salah satu faktar yang ikut menghambat proses penyelesaian masalah pencemaran laut Timor ini diduga karena Jakarta menolak permintaan PTTEP Australasia untuk melakukan pembicaraan langsung dengan YPTB dan masyarakat korban di NTT serta semua stakeholders yang ada di NTT.

\"PTTEP Australasia dan Pemerintah Australia menyadari bahwa dalam penyelesaian petaka pencemaran Laut Timor ini pihak yang harus dilibatkan adalah YPTB karena YPTB adalah satu-satunya lembaga dari Indonesia yang sah mengajukan pengaduan secara resmi ke Komisi Penyelidik Montara yang dibentuk Pemerintah Australia,\" ungkap pemegang mandate hak ulayat masyarakat ada di Laut Timor ini.

Tak hanya itu, YPTB dan aliansinya Senator Rachel Siewert dari Partai Hijau Australia melalui Komisi Penyelidik Montara pun telah membuktikan secara ilmiah pada bulan Februari 2010. \"Contoh tumpahan minyak yang ditemukan di perairan Indonesia 95 persen sama persis dengan yang dimuntahkan dari lading Montara. Tidaklah berlebihan dengan bukti dan fakta yang ada ini saya menduga para elit birokrat di Jakarta yang terlibat langsung maupun tidak dalam penyelesaian petaka pencemaran Laut Timor ini memiliki agenda terselubung. Namun saya yakin ini tidak mungkin berhasil sebab mereka harus berhadapan dengan sebuah Negara maju yang namanya Australia dimana seluruh sistem Negara itu berjalan sempurna,” papar Ferdi. (aln/fmc)

Tuesday, November 15, 2011

"KAMI BUKAN TERORIS!"

Kelompok pemuda yang berbasis di toronto berharap untuk menghilangkan mitos dan kesalahpahaman tentang Islam dan Alquran dengan mengadakan pameran Alquran ke Peterborough. Majelis Khuddamul Ahmadiyah Kanada, telah menyisir lingkungan di kanada selama muslim dingin, mencoba untuk menyebarkan Alquran.

"Kami telah menyisir lingkungan masyarakat mengutuk terorisme, mempromosikan perdamaian dan membawa kesadaran tentang Islam yang damai." ujar Rizwan Rabbani.

Musim dingin ketika cuaca dingin ekstrim, itu adalah waktu untuk memenangkan hati masyarakat. Anda pergi dan mengetuk pintu seseorang ketika cuaca -30C dan menjelaskan kepada mereka bahwa kami serius, kami bukan teroris, kami adalah orang yang baik-baik.

Ketika pastur Florida Terry Jones membarak Alquran dan memicu kerusuhan berdarah di Afganistan, kelompok Ahmadiyah memutuskan untuk menjadi tuan rumah serangkaian acara di seluruh Kanada untuk meningkatkan pemahaman publik tentang Islam." Kata Rabbani.

Ketika kita pergi untuk menghilangkan banyak mitos, ada banyak kesalahpahaman tentang islam," katanya. "Islam berarti damai. Islam adalah agama persaudaraan. Islam tidak mengajarkan kekerasan atau terorisme dalam bentuk apapun."

Acara di peterborough ini berjalan sampai pukul 16 sore di perpustakaan St. Anylmer ketika relawan akan menyapa setiap pengunjung dan memperlihkan untuk mengajukan pertanyaan. acara tersebut tidak dikenakan biaya dan pengujung yang meninggalkan acara akan mendapat salinan Alquran gratis.

Sumber: http://www.themuslimtimes.org/2011/09/countries/canada/youth-group-aims-to-dispel-myths-about-islam

Katak Bisa Memprediksi Gempa Bumi

Buktinya datang dari populasi katak yang meninggalkan koloni tempat mereka berkembang biak tiga hari sebelum gempa bumi yang melanda L'Aquila di Italia pada tahun 2009. Bagaimana katak merasakan gempa belumlah jelas, namun kebanyakan induk dan jantan melarikan diri. Mereka bereaksi walaupun koloni mereka berada 74km dari episentrum gempa, kata ilmuwan biologi di Majalah Ilmiah Hewan. Sulit untuk secara objektif dan terukur mempelajari bagaimana para hewan berespon terhadap aktifitas seismik, sebagian dikarenakan gempa bumi jarang terjadi dan tak dapat diprediksi. Beberapa penelitian telah dilakukan tentang bagaimana para binatang piaraan merespon, tapi mengukur respon hewan liar lebih sulit. Bahkan mereka yang diketahui bereaksi, seperti ikan, hewan pengerat dan ular cenderung melakukannya sesaat sebelum gempa bumi terjadi, daripada beberapa hari sebelum kejadian.

Namun, ilmuwan biologi DR. Rachel Grant dari Universitas Terbuka Milton Keynes, Inggris, secara rutin mempelajari perilaku berbagai koloni katak setiap hari di Italia pada waktu sebelum gempa bumi besar terjadi. Studinya mencakup 29 hari pengumpulan data sebelum, selama dan sesudah gempa bumi yang melanda Italia pada 6 April 2009. Gempa berkekuatan 6.3 menghantam dekat kota L'Aquila, sekitar 95km timur laut Roma. DR. Grant sementara mempelajari katak 74km jauhnya di Danau San Ruffino di Italia tengah, ketika dia merekam para katak berperilaku aneh. Lima hari sebelum gempa bumi, para katak jantan di koloni tempat mereka berkembang biak menurun 96%. Hal itu sangatlah tidak wajar bagi katak jantan karena setelah mereka kawin, biasanya mereka tetap aktif dalam jumlah besar di tempat berkembang biak sampai proses bertelur selesai. Namun proses bertelur baru saja mulai di lokasi Danau San Ruffino sebelum gempa bumi menghantam. Lagi pula, tak ada aktifitas cuaca yang dapat dihubungkan dengan menghilangnya para katak itu. Tiga hari sebelum gempa bumi, jumlah pasangan katak tiba-tiba turun menjadi tidak ada sama sekali. Walaupun telur katak ditemukan di lokasi itu enam hari sebelum gempa bumi, dan enam hari setelahnya, tak ada telur yang dibuahi selama periode gempa - waktu dari goncangan pertama hingga sesudah goncangan akhir. "Penelitian kami salah satu dari pertama yang mendokumentasikan perilaku binatang sebelum, selama dan setelah gempa bumi," kata DR. Grant, seperti yang dikutip BBC. Dia meyakini bahwa para katak melarikan diri ke dataran yang lebih tinggi di mana setidaknya mereka aman dari jatuhan bebatuan, longsor dan banjir.

Bagaimana katak merasakan aktifitas seismik yang akan datang secara tepat belumlah jelas. Perubahan perilaku katak bertepatan dengan gangguan pada ionosfer, lapisan elektromagnetis paling atas dari atmosfer bumi, yang dideteksi oleh para peneliti di sekitar waktu gempa L'Aquila menggunakan sebuah teknik yang dikenal sebagai penyuaraan frekuensi radio sangat rendah. Perubahan seperti itu pada atmosfer secara bergantian oleh beberapa ilmuwan dihubungkan kepada pelepasan gas radon, atau gelombang gravitasi, sebelum gempa bumi terjadi. Pada kasus gempa L'Aquila, DR. Grant tidak bisa menentukan apa yang menyebabkan gangguan di ionosfer. Namun, penemuannya memang memperlihatkan bahwa katak dapat mendeteksi sesuatu. "Temuan kami memperlihatkan bahwa para katak bisa mendeteksi berbagai petunjuk pra-seismik seperti pelepasan gas dan partikel-partikel perangsang, dan menggunakannya sebagai bentuk peringatan dini gempa," katanya.

Monday, October 31, 2011

profil

nama  : wahyu tri wibowo
TTL : bandar lampung, 11 maret 1995
sekolah : SMA N 5 depok
hobi : gombalin wanita

    pertama tama saya ucapkan terima kasih sudah diberi izin untuk menulis profil saya.
saya lahir di lampung 16 tahun yang lalu tepatnya seperti yang diatas. saya pindah ke depok bahasa kasarnya sih gak pengen dimarahin tiap hari sama orang tua padahal di suruh ke depok buat belajar yang bener sama orang tua saya. sejauh ini saya merasa betah tinggal di depok, bagaimana tidak teman teman saya pada asik dan menyenangkan. apalagi setelah mengenal birak (tri ananda XI ipa 4. absen 38) kerjaannya bantuin saya gombalin **** melulu senang lah hatiku (assseeeeedapp) . sudah segini saja ya ! sebelum berpisah izin kan saya untuk menggombali anda anda semua para pembaca.
tampan : bapak kamu petani ya ?
cantik   : kok tau
tampan : karena kau telah menanam benih benih cinta di hatiku
cantik  : aaaaahhh so sweat